Play!
This is my blog. please Enjoy.
Respect me, Respect my blog
Loving me, Loving my blog
and I'll Respecting and loving you too
Big Thanks for Coming <3
|
This is my blog. please Enjoy.
Respect me, Respect my blog Loving me, Loving my blog and I'll Respecting and loving you too Big Thanks for Coming <3 Maya Was Here ;)
My name is Maya Nila Safitri. But you can call me Maya i'm 20 yo Indonesian Mosleem The London School of Public Relation Mass. Communication Degree i love my dogs i love my boyf and i love you friends.
KikihOkti friend comrade mom credits.
layout, bullet: Kikihcolors: bone structure host: blogger archives. By post:
By month: tags.
Investigasi TPU jeruk purut
Sabtu, 03 April 2010 Tempat Pemakaman Adalah hidupku . . . Bagi sebagian orang tempat pemakaman tak berarti apa-apa, hanya tempat dimana suatu hari mereka juga akan berbaring disana. Tak sedikit pula yang berpendapat tempat pemakaman adalah tempat keramat dan penuh unsur mistis. Namun untuk para pekerja makam, tempat pemakaman adalah segalanya, tempat dimana mereka menyambung hidup hingga kini. Pemakaman jeruk purut, ialah tempat suwarno (45 tahun) mencari nafkah sebagai penjaga makam . Bapak dari 5 anak dari 2 istri ini bekerja sebagai penjaga dan pembersih makam di siang hari . Ia bekerja dari pagi hingga sore hari , penghasilan nya perbulan tidak mencupi kebutuhan hidup ia dan keluarganya .Kadang kala ia mencari penghasilan tambahan sebagai pemborong makam. Penghasilan perbulan nya hanya Rp 800.000.- sedangkan ia harus menghidupi ke 5 anak nya dan ke 2 istrinya , jika ia menjadi pemborong makam , aia akan mendapatkan penghasilan tambahan sebesar Rp 400.000.- Lumayan lah untuk menambah penghasilan nya. Ia bekerja sebagai penjaga makan sudah hampir 30 tahun lamanya . Pekerjaan ini ia lakoni sejak ia lulus dari sekolah menengah umum . Pengunjung makam peruk purut atau pelayat , tidak di izin kan melayat di hari jum’at , dikarmakan menurut penduduk sekitar hari jum’at adalah hari mistis untuk keadaan sekitar makam. Suwarno sedikit bercerita tentang makam yg ia jaga “Pada tahun 1986, ada seorang penjaga makam TPU Jeruk Purut yang sedang jaga malam melihat sesosok pastur tak berkepala melintas di antara makam. Pastur itu menenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya, ikut seekor anjing. Konon, pastur ini "salah pulang". Ia mencari-cari makamnya yang sebenarnya berada di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam. Sapri Saputra, penjaga makam yang melihat pastur kepala buntung itu, hingga kini masih menjaga makam dan dianggap kuncen atau orang yang dituakan di TPU Jeruk Purut. Kesaksian Bapak Sapri ini kemudian menyebar luas se-Jakarta dan hingga kini "Sang Pastur Kepala Buntung" menjadi legenda horor di Jeruk Purut. Konon, jika Anda ingin menemui pastur legendaris ini, Anda harus datang pada malam Jumat dengan jumlah ganjil (sendiri atau bertiga).” Tutur nya . |